FAKTOR KPR Di TOLAK Bank

     Membeli rumah dengan menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah atau LPR dinilai lebih menguntungkan. Karena,sisa dana Anda bisa digunakan untuk keperluan lainnya, misalnya saja untuk membuka usaha, membiaya sekolah anak, investasi, dan lainnya.

Meski begitu, pengajuan KPR memang tidak bisa dibilang mudah. Ada saja calon nasabah KPR yang telah menunggu lama dan berurusan dengan pengurusan surat dan administrasi yang banyak dan melelahkan namun pada akhirnya pengajuan KPR ditolak oleh bank.

Bank tentunya memiliki berbagai alasan mengapa pengajuan KPR ini bisa ditolak. Beberapa faktor di bawah ini bisa menjadi alasan mengapa pengajuan KPR di tolak. Simak dan wasapadailah beberapa faktor yang diambil dari berbagai sumber ini agar pengajuan KPR Anda dapat disetujui oleh bank.

• Gaji yang tidak mencukupi cicilan KPR. Cicilan KPR biasanya akan dihitung maksimal 30% atau 1/3 dari jumlah gaji. Jadi misalnya Anda ingin mengambil KPR dengan cicilan Rp2 juta per bulan, maka slip gaji minimal Anda adalah sebesar Rp6 juta per bulan.

• Masa kerja kurang dari 2 tahun. Bila Anda bekerja sebaga karyawan, bank biasanya akan memberikan syarat telah bekerja atau menjadi karyawan tetap selama 2 tahun. Nah, jika masa kerja Anda di kantor yang baru belum mencapai 2 tahun, maka sertakanlah surat keterangan kerja/SK pengangkatan dari kantor yang sebelumnya. Sehingga masa kerja Anda genap/melampaui 2 tahun.

• Memiliki tanggungan hutang lain. Pastikan hutang atau cicilan kredit lainnya tidak melebihi dari 1/3 jumlah gaji Anda setelah dijumlahkan dengan jumlah cicilan KPR Anda per bulannya. Bank bisa menolak bila jumlah tanggungan hutang Anda sebelumnya dengan jumlah cicilan KPR Anda melebihi 30% atau 1/3 jumlah penghasilan Anda. Nah, bila sudah kejadian seperti ini, cobalah untuk mengurangi hutang Anda dengan cara melunasi kredit sebelumnya terlebih dahulu.

• Mengajukan KPR hanya pada satu bank. Meskipun mungkin akan lebih merepotkan, namun mengajukan KPR ke lebih dari satu bank juga meningkatkan kesempatan Anda untuk mendapatkan KPR. 

• Reputasi nasabah. Bank biasanya akan mengecek histori kredit Anda sebagai bahan pertimbangan untuk mengabulkan kredit Anda. Bila ternyata Anda pernah atau sedang menunggak pembayaran kredit/hutang lain, bank bisa menolak pengajuan kredit Anda.

• Usia yang sudah memasuki masa pensiun. Biasanya bank memberikan syarat usia maksimal nasabah KPR pada saat cicilan berakhir adalah sekitar 55 tahun hingga 65 tahun (sesuai dengan aturan masing-masing bank). Karenanya, hitunglah usia Anda ketika hingga masa tenor Anda selesai, jangan sampai melebih batas tersebut.

• Kredibilitas developer. Bila Anda membeli rumah dari developer yang belum bekerjasama dengan bank, bank akan melakukan pengecekan terhadap developer tersebut, apakah terpercaya atau tidak. Bila ternyata developer tersebut termasuk dalam daftar hitam bank, pengajuan KPR Anda tentu akan di tolak. 

• Rumah bermasalah. Masalah yang bisa ada pada rumah biasanya meliputi, status kepemilikan ganda (rumah second), atau tanah yang masih dalam sengketa.

• Cara menabung yang salah. Kebanyakan orang baru menabung setelah melakukan pengeluaran bulanan. Sehingga, jumlah tabungan juga jadi tak menentu karena tergantung pada sisa uang yang bisa disisihkan bula itu. Dengan cara menabung yang seperti ini, bank akan menganggap nilai cash yan masuk ke rekening tabungan Anda tidak stabil. 

• Tidak dapat dihubungi. Bank akan menolak pengajuan kredit bila Anda susah dihubungi. Makanya, selalu nyalakan ponsel atau siaga menjawab telepon Anda.

• Data yang diberikan beda. Misalnya Anda menulis pendapatan sebesar Rp7 juta/bulan, setelah dihubungi ke kantor ternyata gaji Anda hanya Rp5juta bulan.

• Dokumen yang tidak lengkap. Sebelum mengajukan KPR, periksa sekali lagi persyaratan yang diperlukan dan lengkapi.